15 Februari 2011

Cerpen : Kejutan di Hari Ulang Tahun

Menjelang hari ulang tahun adalah hal yang akan membuat setiap orang berfikir, kita akan melakukan apa dan akan menerima apa. Tentu bagi orang yang ingat hari ulang tahun mereka sendiri. Saya ingat beberapa hari lagi adalah hari ulang tahun saya. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya ketika menjelang hari spesial itu saya sangat antusias dan senang. Karena mengharapkan sesuatu yang akan diberikan oleh orang-orang di sekitar saya. Namun untuk tahun ini, perasaan tersebut seperti luntur. Saya berfikir bahwa hari itu sama seperti hari biasanya. Entah karena sadar akan tanggung jawab yang semakin besar atau karena pikiran kita yang sudah tidak seperti anak kecil lagi. Pernah terpintas di pikiran saya bahwa saya tidak mau menjadi orang dewasa, saya ingin terus bermain semasa remaja saya, karena saat remaja hal apapun terasa sangat menyenangkan. Namun hal itu tidak mungkin terjadi. Waktu akan terus berjalan dan tidak akan pernah mungkin kembali lagi.

Sama seperti hari sebelumnya, saya melakukan tanggung jawab saya sebagai mahasiswa, yaitu kuliah. Saat itu saya sedang ujian, di kampus tempat saya belajar, waktu ujian dilaksanakan selang beberapa hari untuk ujian selanjutnya. Dan saya sadar bahwa hari ulang tahun saya jatuh pada hari dimana saya libur kuliah. Hal ini saya syukuri karena didalam tradisi teman saya, orang yang punya acara apapun akan di rayakan sesuai dengan keinginan mereka, apapun itu. Saya takut teman saya menceburkan saya ke kolam yang ada dikampus. Lebih parah lagi jika ada telor dan terigu, bisa sangat malu saya di kampus. Ckckck. Tetapi untung hal itu tidak terjadi seperti ulang tahun saya sebelumnya. Hehehe.

Saya mempunyai pacar, Karina namanya. Saya sangat menyayangi dia. Hubungan kami sangat menyenangkan. Kami enjoy menjalaninya. Sangat jarang bagi kami untuk berantem. Mendekati hari ulang tahun saya, Karina sama sekali tidak terlihat seperti orang yang mempunyai rencana untuk hari saya. Padahal dalam hati saya mengharapkan suatu kejutan dari dia, apapun itu. Begitu juga oleh keluargaku, tidak sama sekali terlihat ada yang ingat akan hari saya. Mungkin saja benar atau mungkin karena mereka pintar menyembunyikan sesuatu. Saya hanya bisa menerka-nerka sambil mengharapkan sesuatu yang indah itu terjadi. Hehe. Tidak salah kan jika kita mengharapkan sesuatu.. hihiii.

Malam sebelum hari itu datang, saya berhubungan dengan Karina lewat pesan di Handphone. Memang seperti malam-malam biasanya kita pasti melakukan itu. Malam itu kita janjian untuk bertemu besok di kampus. Kebetulan hari itu Karina sedang ujian dan selesai pada pukul 09.30, jadi saya inisiatif untuk jemput dia. Memang hari itu saya ada niat untuk mengajak Karina pergi keluar. Tentu karena hari itu adalah hari ulang tahun saya.

Hari itu pun tiba, dan benar saja bahwa orang tua saya pun tidak ingat ulang tahun saya, ckck. Hari itu saya bangun pukul 08.30, karena memang saya ada janji untuk menjemput Karina di kampus. Saya pun langsung mandi, namun beberapa saat kemudian Handphone saya berbunyi, saya berfikir bahwa Karina sudah selesai ujian dan meminta untuk segera di jemput. Oleh karena itu, saya keluar kamar mandi untuk menjawab telepon tadi dengan hanya memakai handuk untuk menutupi tubuh saya. Tidak disangka ketika saya menjawab telepon itu, Karina sudah ada di depan rumah saya. Tentu saya kaget, apalagi hanya memakai handuk di tubuh saya. Langsung saja saya cepat-cepat kembali mandi dan berpakaian. Saya pun berpikir, “Ngapain Karina udah sampe rumah aja ?”.

Akhirnya saya selesai berpakaian dan menuju keluar untuk menemui Karina. Tiba-tiba dia membawa kue dengan angka 21 di atasnya dan bernyayi lagu ulang tahun kepada saya. Sungguh saya terkejut dan hanya bisa terdiam. Semua perasaan seperti senang, terharu, kaget dan aneh tercampur, ckck. Mungkin itu saya rasakan karena hal ini baru pertama kali saya dapatkan. Belum pernah saya mendapatkan kejutan seperti itu. Dan kejutan ini saya dapatkan langsung dari orang yang saya sayangi. Saat itu saya hanya diam, tidak bisa berkata-kata, sampai Karin juga ikut diam karena aneh melihat saya seperti itu. Saya sangat senang dan bersyukur mempunyai seorang pacar seperti Karina.

Setelah semua ritual dilakukan, saya langsung cium keningnya dan memeluknya dengan sangat erat. Karina bercerita bahwa dia memang sengaja untuk datang langsung kerumah saya untuk memberikan kejutan, setelah repot untuk mencari kue dan lilin ulang tahun sampai harus menyeberang sana-sini. Tersenyum bahagia saya mendengarnya. Sungguh saya sangat senang saat itu, tidak terlintas di pikiran saya kalau Karina akan melakukan hal itu. Benar-benar kejutan yang sangat menyenangkan.

Kami pun mengobrol sambil menyantap kue dan mengecek kiriman ucapan dari teman-teman lewat Facebook di Komputer. Cukup lama kami melakukan hal itu. Beberapa saat kemudian Ibu saya pulang, entah dari mana karena sejak saya bangun tidur sampai saya selesai mandi ibu tidak ada dirumah. Karena ada Karina dirumah, dan juga ada kue ulang tahun di meja, ibuku dengan heran berbicara, “Ini yang ulang tahun sapa ?”. Mendengar itu saya langsung ketawa. Lalu Karina menjawab, “Anaknya bu yang ulang tahun.. hehe”. Ibuku pun langsung kaget dan meminta maaf kepada saya karena lupa akan hari ulang tahun saya. Beliau langsung memberikan ucapan kepada saya. Lebih lucunya lagi beliau berkata, “Kok gak bilang ama ibu sih kalo kamu ulang tahun, kan ibu lupa .,,. Hehe”. Langsung saya menjawab, “Lah iya masa aku laporan ama ibu kalo aku ulang tahun,,”. Kami bertiga pun langsung tertawa dan suasana menjadi ramai. Sungguh hal yang lucu bagi kami.

Menjelang sore, saya mengajak Karina pergi keluar. Sebenarnya saya memang sudah punya niat untuk itu. Akhirnya saya putuskan untuk pergi nonton. Sore kami berangkat, di sana kami memilih film luar, yaitu The Tourist. Bukan film yang saya inginkan, tetapi menghabiskan waktu bersama orang tersayang yang saya inginkan.

Akhirnya tiba waktunya untuk pulang, saat itu sudah malam dan turun hujan, lalu terpaksa kami berhenti sejenak. Sambil menunggu hujan reda, kami melakukan obrolan ringan dengan saling memegang tangan. Setelah reda, kami pun pulang dengan menggunakan sepeda motor sambil mengobrol dan bercanda. Malam sekitar pukul 20.00 saya sampai dirumah Karina. Saat itu kami mengobrol dan bercerita kembali tentang kejadian hari itu. Kadang sambil bercanda juga dengan Adinda, adik Karina.

Hari itu saya terus tersenyum dan tertawa. Semua itu karena orang-orang terdekat saya yang peduli dengan saya, terutama Karina. Hal ini mematahkan semua argumen saya bahwa hari ulang tahun adalah sama dengan hari lainnya. Berapun usia kita, baik muda atau tua, memang patut untuk dirayakan. Karena saat itu kita mengenang bahwa pada tanggal hari ulang tahun, akan mengingatkan kita bahwa kita terlahir untuk melihat dan menaklukkan dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar